Kamis, 17 Maret 2022

KONKERNAS PGRI III


Kongres PGRI adalah sebuah wadah untuk mengkomuniaksikan masalah masalah pendidikan yang terjadi di seluruh wilayah indonesia diamna nasib sekolah dan para pendidik disekolah sring terabaikan, maka dengan kongres semua daerah bisa memberikan masukan dan koontribusi untuk mendorong Pengrus PGRI Pusat selalu konsen dan konsisten dalam persoalan tersebut, walau kita sudah berada di era teknologi sebagai bahan renungan bagi kita sebelum menyukseskan KOngres PGRI ke III tentunya kita harus meriview kebelakang perjuangan apara guru kita memperjuangan nasib pendidikan Indonesia termasuk para gurunya.

Penjajahan Belanda di Indonesia memang tidak bisa dilupakan begitu saja karena banyak kehidupan oara nenek moyang kita yang harus korban jiwa dan harta mereka agar tetap bisa membela tanah tumpah indonesia, walau kita  terjajah namun masih ada sedikit celah untuk masyarakat indonesia pada masa itu yaitu belanda mau memberikan pelaajaran menulis dan berhitung bagi tenaga kerja yang ada di Pabrik pabrik dan rumah para pemimpin Belanda.

dengan diberi kesematan belajar itulah pintu perjuangan bangsa indonsia untuk mencerdaskan rakyat, maka pada tahun 1900 tumbuh beberapa sekolah di pulau Jawa dan Sumatera Barat, karena sudah ada beberapa sekolah yang didirikan oleh belanda maka pada thun 1912 didirkanlah Persatuan Guru Hindia Belanda yang bersifat Unitaristik yang anggotanya terdiri dari guru bantu, guru desa kepala sekolah dan pemilik sekolah.

sebagai organisasi guru dizaman penajajah tidak mudah bagi Persatuan Guru Hindia Belanda untuk melakukan aktiftas dan penguatan terhadap gruru guru yang mengajar disekolah rakyat atau sekolah sekolah masyarakat, apalagi memerjuangkan nasib mereka yang megajar tidak di beri upah dan juga tidak memiliki pangkat, yang ada hanya sapaan akrab "guru" dan dihormati di tenagh tengah masyarakat. sejalan dengan perkembangan PGHB juga berkembang orangisasi guru lokal  seperti Hogere Kwekshool bond Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

kesadaran berbangsa dan semangat perjungan mendorong sekolah sekolah pribumi memperjuangkan kesamaan hak dengan  belanda, dengan semanagat dan kegigihan tersebut satu satu sekolah yang dikelola oleh Belanda beralih ke tangan bangsa indonesia salah satu contohnya HIS. namun perjuangan para guru tidak lagi memperjuangkan nasib guru akan teapi beralih untuk satu kata indonesia MERDEKA.

semanagt para guru ditabuh setelah munculnya gerakan Boedi Utoma dalam gerakan Sumpah pemuda yang terkenal membakar semangat persatuan maka ada Tahun 1932 PGHB berubah dana dengan PGI (persatuan Guru Indonesia) yang bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat untuk mau belajar dan berjuang mengalahkan belanda. namun penajahan beralih kejpang semua organisasi dilarang dan sekolah pun banyak yang ditutup sehingga para guru hanya bisa mengajar dirumah rumah masyarakat yang tidak berlebel sekolah.

berkat doa dan perjunagan, serta jeritan rakyat Indonseia jepang hanya bisa menjajah 3  tahun lebih dan setelah Kota Hiroshima di Bom Oleh Amerika maka seluruh wilayah yang di duduki jepang dilepaskan termasuk indonesia, maka stelah 10 hari Indonesia Merdeka maka PGI melakukan Kongres dengan mengundang semua guru tanpa membedakan latar belakang pendidikan untuk mengikuti kongres di Sra karta pada tanggal 23-25 September 1945 dan pada kongres tersebut berubalah nama PGI menjadi PGRI. dengan 3 keputusan  Kongres Tersebut :

1. Mempertahankan dan menyempurnakan republik Indonesia

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar dasar kerakyatan

3. Membela Nasib kaum lemah, Buruh umunya guru pada kususnya.

setelah melakukan kongres Guru tahun 1945 seluruh guru diindosnesia sepakat untuk menyatu dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). oleh sebab itu marilah kita rawat persatuan ini agar pendidikan tumbuh sesuai dengan Alam dan zamannya, sehingga negara kita dengan pendidikan.

sebagai guru tentunya ada kwajiban bagi kita untuk merawat dan ikut mengembangkan organisasi PGRI, dibawah panji PGRI kita rawat oersatuan Bangsa dengan berbagai kegiatan yang bisa mencerdaskan bangsa, jangan ada lagi perbedaan menjadi perpecahan di tengah tengah bangsa yang sedang berada pada gelombang pergulatan dan percaturan politik dunia dengan pengemabangan teknologi.

sebagai ujung tombak PGRI mari kita sukseskan prigram Indonesia Emas Pemerintah tahu  2045 dimana pemerintah menginginkan lahir generasi yang kuat di berbagai bidang keahlian dan keilmuan, kalau kita tidak membantu pemerintah tentunya kita akan melihat generasi muda kita akn berjatuhan dan menjadi pembantu dinegeri sendiri.

maka pada KONGRES III PGRI  yang akan dilaksanakan pada tanggal 21-23 Maret 2022 sebagai guru mari kita sukseskan dengan selalau berada pada garis terdepan memperjuangkan pendidikan Indonssia yang lebih baik dan bermartabat.

"SELAMAT KONGRES PGRI SEMOGA  MENJADI SATAUSATUNYO ORAGANISASI YANG KONSEN  MEMBELA DAN MEMPERJUANGKAN PENDIDIKAN INDONSEIA"

Syamsurizal

guru SMKN 3 dan SMAN 8 Padang




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda